Melestarikan Budaya Lewat Teknologi, Tarian Hudoq Dayak Bahau Menggunakan Augmented Reality

Himang
May 10, 2025
0 Comments
Home
Info Umum
Suku
Melestarikan Budaya Lewat Teknologi, Tarian Hudoq Dayak Bahau Menggunakan Augmented Reality
Hudoq Dayak Bahau KALTIM
Hudoq Dayak Bahau KALTIM

Halo semuanya!

Perkenalkan, nama saya Benidiktus Himang, biasa dipanggil Himang. Senang sekali bisa menyapa teman-teman di hari yang biasa namun tetap penuh semangat dan harapan. 

Salam hangat saya sampaikan kepada seluruh sahabat budaya yang telah meluangkan waktunya untuk singgah dan membaca artikel ini. Kehadiran kalian semua adalah semangat tersendiri bagi saya untuk terus berkarya dan berbagi. 

Pada kesempatan kali ini, saya ingin mengangkat sebuah topik yang sangat penting dan dekat dengan identitas budaya kita, yaitu melestarikan budaya melalui teknologi. Khususnya, saya akan membahas bagaimana pemanfaatan teknologi edukasi berbasis Augmented Reality (AR) dapat menjadi sarana yang efektif untuk memperkenalkan dan melestarikan Tarian Hudoq, salah satu warisan budaya sakral dari suku Dayak Bahau Busang di Kalimantan Timur. 

Sebagai informasi tambahan, tema ini saya angkat dari skripsi yang sedang saya kerjakan. Melalui tulisan ini, saya berharap tidak hanya berbagi pengetahuan, tetapi juga membangkitkan kepedulian kita bersama terhadap kekayaan budaya lokal yang mulai terlupakan.

Pelestarian Budaya di Era Digital

Berdasarkan data Kemendikbudristek (2023):

  • Indonesia memiliki 8.065 karya budaya, tetapi hanya 1.941 yang tercatat sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb).
  • Dari jumlah itu, baru 53.68% (1.042 WBTb) yang tervalidasi.

Fakta ini menunjukkan betapa rentannya tradisi lisan dan pertunjukan adat seperti Tarian Hudoq terhadap kepunahan. Generasi muda yang tumbuh dengan gawai seringkali tak lagi mengenal akar budayanya sendiri.

Fakta ini mendorong saya sebagai mahasiswa untuk berinovasi melalui teknologi, mengikuti jejak UNY yang konsisten mendukung transformasi digital dalam pendidikan. Seperti tercantum dalam situs resmi UNY, perguruan tinggi memiliki peran krusial dalam menjembatani tradisi dan modernitas.

Di sinilah Augmented Reality (AR) hadir mungkin bisa sebagai solusinya.

Hudoq Dayak Bahau Busang

Pelestarian budaya lokal menjadi tantangan tersendiri. Tradisi yang dahulu hidup melalui lisan dan perayaan adat kini perlahan meredup, terutama di kalangan generasi muda. 

Tarian Hudoq bukan sekadar pertunjukan seni, tapi bagian dari ritual suci masyarakat Dayak Bahau.

Berdasarkan hasil wawancara dengan para tetua adat, Hudoq dilaksanakan setahun sekali, sebagai bentuk rasa syukur setelah manugal atau menanam padi. Para penari mengenakan topeng—berbentuk burung, Hipui, atau Pakau—yang dipercaya sebagai perwujudan roh-roh leluhur baik dari alam Apo Lagan, yang turun untuk melindungi hasil tani dan menyembuhkan penyakit. Pakaian para Hudoq terbuat dari daun pisang, yang disebut tutur, dan setiap tahapan tarian diiringi alat musik tradisional seperti tufung, tawak, dan mebaang.


Tarian Hudoq Ritual Sakral

Berdasarkan wawancara mendalam dengan 3 tetua adat Dayak Bahau Busang, berikut fakta unik yang terungkap:

1. Prosesi 10 Hari Penuh Makna

  • Hari 1-3 (Ugal Anak): Persiapan lahan dan ritual kecil.
  • Hari 7 (Hudoq Saaq): Pembukaan dengan kostum sederhana (hanya topeng dan baju biasa).
  • Hari 10: Puncak acara dengan kostum lengkap dari daun pisang (tutur).

"Tutur harus dibuang ritual saat Hudoq Ngawit (penutupan). Kalau dibuang sembarangan, bisa mendatangkan malapetaka," (Nenek ..., 2024).

2. Topeng yang "Hidup"

  • Hipui & Pakau: Dipercaya sebagai perwujudan roh leluhur dari Alam Apo Lagan (dunia antara manusia dan Tuhan).
  • Ritual Ai Makaan Hudoq: Sebelum menari, topeng Hipui "diberi makan" sebagai bentuk penghormatan.
Larangan Spiritual:
"Topeng Hipui hanya boleh dipakai tetua adat (Kelunaan Ayaq). Anak muda yang nekat pakai bisa kena sakit!" (Kakek ..., 2024).

3. Filosofi Tiga Alam

  • Alam Atas Tanah (dunia manusia).
  • Apo Lagan (tempat roh leluhur).
  • Telang Julan (alam Tuhan).
"Hudoq adalah perantara doa kami ke Tuhan, melalui roh-roh baik di Apo Lagan," (Kakek ..., 2024).

Teknologi yang Menyatu dengan Budaya

Augmented Reality. sebagai bagian dari proyek skripsi saya, saya mengembangkan aplikasi berbasis Android yang memungkinkan pengguna menyaksikan tarian Hudoq secara virtual menggunakan Augmented Reality (AR). Dengan hanya menggunakan kamera smartphone, pengguna dapat melihat penari Hudoq muncul di lingkungan sekitar mereka secara imersif.

Teknologi AR dipilih karena mampu menyatukan dunia digital dengan dunia nyata. Ini bukan hanya sekadar hiburan, melainkan menjadi media pembelajaran interaktif yang mengedukasi masyarakat tentang filosofi, sejarah, dan nilai budaya di balik tarian Hudoq.

Aplikasi ini memungkinkan pengguna:

  • Menyaksikan animasi tarian Hudoq secara 3D
  • Mengenal topeng Hudoq Manuk
  • Penjelasan tentang Hudoq
  • Kuis agar lebih menarik lagi setelah membaca bisa mengikuti kuis agar di uji pemahamannya seputar hudoq itu sendiri. (Tahap Proses develop)
Sebagai bagian dari penelitian skripsi, saya mengembangkan aplikasi AR berbasis Android dengan pendekatan Multimedia Development Life Cycle (MDLC).

1. Pendidikan
  • Animasi 3D tarian Hudoq Manuk.
  • Kuis edukatif untuk pelajar dan masyarakat.

Contoh Implementasi:
Di Samarinda menggunakan aplikasi ini untuk mengajar tentang Hudoq Dayak Bahau Busang. di Saat Acara Hudoq maupun di event-event budaya.

2. Penelitian
  • Metode: Marker-Based Tracking dengan Vuforia Engine.
  • Inovasi: Model 3D tarian Hudoq  Manuk.

3. Pengabdian Masyarakat
Pelatihan penggunaan aplikasi untuk sanggar seni di samarinda Kalimantan Timur.

Pendidikan Budaya dalam Genggaman

Dengan semakin luasnya penggunaan perangkat Android di Indonesia, termasuk di pedesaan, aplikasi ini menjadi cara efektif untuk menjangkau lebih banyak orang. Tidak semua orang bisa datang ke Kalimantan Timur untuk menyaksikan Hudoq secara langsung, tapi melalui aplikasi ini, siapa saja dapat mengenalnya dari mana pun.

Tujuan utamanya bukan menggantikan tradisi, melainkan menjadi pendukung pelestarian dengan pendekatan modern. Anak-anak sekolah, mahasiswa, hingga masyarakat umum bisa belajar budaya dengan cara yang menyenangkan dan relevan dengan zaman digital.

Harapan dan Kontribusi

  • Menjadi media pembelajaran budaya lokal di sekolah dan kampus
  • Menjadi contoh konkret implementasi Tridarma Perguruan Tinggi berbasis teknologi.
  • Membuka ruang apresiasi terhadap budaya Dayak Bahau di kalangan digital native
  • Mendorong pelestarian budaya Indonesia secara lebih luas dan mendalam
  • Pelestarian budaya tidak harus selalu dilakukan dengan cara konvensional. Di era teknologi ini, kita bisa menjaganya tetap hidup melalui inovasi.

Saya percaya, ketika tradisi dan teknologi berjalan berdampingan, kita bukan hanya menjaga warisan leluhur, tapi juga memberikannya masa depan.

"Teknologi bukan penghancur tradisi, tapi alat untuk menjaganya tetap relevan," — Himang.

Video Augmented Reality Hudoq

Dan selanjutnya untuk aplikasinya sendiri saya akan reviewkan di video di bawah ini. 



Jika teman-teman tidak bisa memutarkan video diatas bisa klik link YouTube ini 


Oke mungkin sekian dulu dari saya Himang... jika ada kekuarangan nya mohon di maafkan dan artikel ini tidak bisa di copypaste karena saya mengaktifkan no copypaste di blog ini.

Jika ada tambahan bisa isi kolom komentar di bawah terima kasih.


Artikel ini mengikuti Kontes dari UNY Dalam Rangka Dies Natalis UNY ke-61 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA : https://uny.ac.id/ di https://lombablog.uny.ac.id/

Referensi:

1. Data Wawancara dengan Tetua Adat Dayak Bahau Busang (2024).
2. Skripsi: Rancang Bangun Aplikasi AR Tarian Hudoq (Himang, 2025).
3.Statistik Validasi WBTb Kemendikbudristek (2023).
https://budbas.data.kemdikbud.go.id/index.php?id=a89d18f8-1e0e-4338-adf3-e3e1fc884af9&page=berita

Blog authors

Himang
Himang
Hanya Penulis Biasa! Blogger

No comments

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan tampil lama karena akan dihapus sesegera mungkin. Oleh Admin Kami.